Minggu, 28 Agustus 2016
Kenapa Usaha Baru Gagal ?
Artikel Minggu 3 (B)
KENAPA USAHA BARU GAGAL?
(Antonius Tanan)
Sebuah penelitian dari CB Insight yang diwartakan oleh Inc.Com (http://www.inc.com/kimberly-weisul/what-went-wrong-failed-startups-tell-all.html) memberikan data yang menarik. Studi ini meneliti perusahaan-perusahaan yang baru buka (start up) yang gagal. Mereka mencari tahu kenapa sampai gagal. Dan inilah beberapa informasi penting yang mereka temukan:
Sumber kegagalan yang paling tinggi adalah No Market Need (42%) atau Tidak Ada Kebutuhan Pasar. Apa artinya? Calon entrepreneur berpikir bahwa produknya bagus dan hebat namun sayangnya bagus dan hebat menurut pendapatnya sendiri dan bukan pendapat pelanggan. Ternyata setelah buka usaha atau buka toko tak ada pelanggan yang datang. Pelanggan merasa tidak membutuhkan produk atau jasa tersebut. Ya kalau tak membutuhkan kenapa harus bertransaksi. Kesimpulannya, sebelum buka usaha pastikan bahwa produk atau jasa kita sudah ada pelanggannya dan solusi yang Anda tawarkan betul-betul menjawan masalah dan kebutuhan pelanggan.
Sumber kegagalan yang kedua adalah Ran Out Of Cash (29%). Ini menunjukkan tidak ada perencanaan yang mendalam. Dalam kasus ini bisnis mulai berjalan baik karena ada pelanggan dan pelanggan mulai datang dan dengan berjalannya waktu kebutuhan dana meningkat. Bisa saja banyak pelanggan namun semua bayar di belakang sehingga akhirnya uang kas habis, tidak ada uang untuk beli barang, tidak ada uang untuk produksi, tidak ada uang untuk bayar pegawai, ya akhirnya tutup juga. Pelajarannya apa? Pertama buat perencanaan yang mendalam, rencana keuangan harus ada dan dijaga ketat. Kedua temukan masalah-masalah sebelum itu harus Anda hadapi sendiri. Selidiki perilaku pelanggan dalam membeli barang dan temukan masalah-masalah yang mungkin timbul dan kembangkan solusinya sebelum itu semua terjadi.
Sumber kegagalan yang ketiga adalah No The Right Team (23%) atau Tidak Punya Tim Yang Tepat. Sangat disayangkan bila ini terjadi karena mungkin saja pelanggan sudah ada, rencana bisnis sudah rapih dan berjalan baik namun dalam proses pelaksanaan terjadi “kekacauan”. Tim yang terbentuk tidak solid dan sanggup bekerja sama dengan baik. Akibatnya kualitas produk bisa turun, kualitas pelayanan bisa hancur, suasana kerja bisa gonjang ganjing dan akhirnya akan berpengaruh pada pelanggan bukan? Jangan heran bila kemudian pelanggan mengatakan selamat tinggal.
Sumber kegagalan yang keempat adalah Got Outcompeted (19%) atau Tidak Sanggup Bersaing. Untuk permasalahan kali ini “serangan” datang dari luar dan bukan dari dalam yaitu kalah berkompetisi. Jangan salahkan kompetitor Anda. Setiap orang punya hal untuk buka usaha yang sama seperti yang kita lakukan. Setiap orang punya hak untuk sukses seperti kita dan “meniru” apa yang kta lakukan asal tidak melanggar hukum. Persaingan pasti tidak bisa kita hindar oleh karena itu pastikan bahwa produk atau jasa kita begitu inovatif sehingga memiliki “jarak” yang cukup jauh dengan pesaing dan membuat mereka tidak gampang bersaing dengan kita. Dan teruslah berinovasi, jangan berhenti meningkatkan terus menerus nilai tambah produk dan jasa kita.
Sumber kegagalan yang kelima adalah yang berkenaan dengan Pricing/cost Issue (18%) atau berkenaan dengan Penetapan Harga. Sebagai produk yang baru muncul kita kerap bingung berapa ya harga yang harus kita tetapkan? Itu biasa sih..dan jangan lupa pelanggan juga bingung. Di kaca mata pelanggan, produk ini baru, mereka ini belum pernah didengar, apa betul-betul berkualitas, jangan-jangan kemahalan. Nah sekarang bagaimana solusinya untuk menghindar dari sumber kegagalan yang ke lima ini? Ya lakukan survey pelanggan tentang harga yang mereka anggap pantas sebelum usaha dimulai. Tampilkan gambar produk Anda atau bawa contohnya, persilahkan pelanggan mencobanya dan tanya ke pelanggan berapa harga yang pantas. Ingat untuk kali pertama tugas kita adalah mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Kalau sudah banyak pelanggan menaikkan harga kan lebih mudah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar