Rabu, 17 Agustus 2016

Pengetahuan



Pengetahuan adalah tdk cukup
KitA harus mempergunKan
Bersedia adalah tidak cukup
Kita harus mengerjaKan nya


Seorang entrepreneur sukses punya kebiasaan orang sukses...Orang sukses pola pikirnya beda, karakternya beda dan kebiasaan2 nya juga beda. Mari kita bangun pola pikir, karakter dan perilaku entrepreneur sukses...


Selasa, 16 Agustus 2016

Kisah Seru Merancang Masa depan


Artikel Minggu 2 (B):

Kisah Seru Merancang Masa Depan

Seru, adalah nama panggilan seorang anak muda, konon nama aslinya Seruni namun karena orangnya penuh semangat maka ia biasa dipanggil Seru saja. Suatu hari Seru membaca di koran tentang Dr.Ir.Ciputra yang menyebarkan semangat dan kecakapan entrepreneurship. Ia sangat terinspirasi dan kemudian mencari buku-buku yang ditulis oleh Dr.Ir.Ciputra tentang entrepreneurship. Sekarang Seru benar-benar jatuh cinta habis-habisan pada entrepreneurship. Ia berkata: “Semakin aku paham dan mengusai ilmu entrepreneurship maka masa depanku akan makin cerah. Entrepreneurship adalah ilmu kehidupan..”. Memang pak Ciputra menjelaskan bahwa ilmu entrepreneurship adalah ilmu kehidupan, ilmu itu bisa kita gunakan apakah untuk jadi pegawai pemerintah, jadi guru atau dosen, jadi pemilik usaha ataupun aktivis sosial. Menurut pak Ciputra entrepreneurship adalah ilmu untuk melakukan inovasi jadi bukan semata ilmu dagang atau bisnis. Pak Ciputra menjelaskan bahwa seorang entrepreneur “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” atau mengubah yang tak bernilai jadi bernilai mahal.

Seru memang penu semangat, ia yakin bahwa belajar entrepreneurship tidak cukup hanya dengan membaca buku. Langkah selanjutnya Seru mengikuti kuliah online dengan tema BPU (Berburu Peluang Usaha) di UCEO (Universitas Ciputra Entrepreneurship Online). Seru benar-benar menyimak bahan kuliah yang berdasar pada penelitian Alexander Ardichvilia, Richard Cardozob dan Sourav Rayc[1]. Ia berkata dalam hati:” Hmm..aku paham sekarang bahwa mendapatkan peluang bisnis adalah langkah yang pertama, aku ingin jadi orang yang lebih siaga, lebih awas atau lebih sensitif terhadap peluang sehingga aku akan punya banyak pilihan. Seru memutuskan untuk jadi orang yang “sangat ingin, sangat termotivasi dan percaya diri” untuk jadi entrepreneur khususnya jadi orang yang sanggup menciptakan kerja bagi diri sendiri. Ia memutuskan untuk jadi orang yang rajin mengikuti kuliah dan mengerjakan semua tugas. Seru berpikir dan bertekad untuk berani kerja keras, berani berdisiplin dan berani malu yang positif. “Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan aku yang mengubah nasib siapa lagi..”. Setelah ia mengetahui bahwa untuk waspada peluang maka seseorang harus memiliki perilaku tertentu (kreatif dan optimis), jejaring sosial yang makin luas dan pengetahuan-pengetahuan tertentu maka Seru memutuskan untuk mengubah dirinya dan membangun kebiasaan-kebiasaan berikut ini.

1.     Perilaku

·   Kreatif: Seru akan membiasakan diri untuk memperhatikan produk-produk dan promosi yang kreatif yang ada di shopping mall. Kalau dulu hanya jalan-jalan mencari discount mulai sekarang akan jalan-jalan di mall untuk mencari gagasan. Setiap minggu ia ingin menuliskan di catatannya minimum 5 contoh produk atau promosi yang kreatif.

·  Optimis: Seru membuat slogan pember semangat yang ia tempel di kamar dan juga dibuat dalam ukuran kartu nama untuk selalu dibawa di dompet. Seru berjanji pada diri sendiri untuk berani melakukan yang sulit kalau itu berharga. Berani bekerja keras dan bekerja ekstra kalau itu dibutuhkan. Tidak akan menghindar dari pekerjaan tapi malah mencari pekerjaan-pekerjaan yang menantang.

2.     Jejaring Sosial

·       Ia akan memperluas jejaring pertemanannya dengan berusaha menambah 2 teman setiap minggunya. Ia menargetkan mendapatkan 100 teman baru selama 1 tahun.

3.     Pengetahuan

·       Ia akan membaca buku-buku tentang membuat kue rumahan, mengunjungi situs-situs web kuliner, bertemu dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama. Ia ingin jadi seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas dan dalam soal passion/hasrat yang menjadi minatnya.

·      Seru juga akan memperluas pengetahuan tentang industri kue rumahan. Ia akan mengumpulkan informasinya dari Internet, mengunjungi pasar-pasar yang menjual kue rumahan, mengunjungi toko-toko modern yang menjual kue rumahan dan mengumpulkan informasi tentang katering dan hotel yang menyerap kue rumahan.

·      Seru akan belajar sembari jadi pelanggan. Tiap minggu akan membeli kue rumahan dari tempat yang berbeda dan setiap minggu mewawancara pengalaman orang lain tentang masalah dan cara layanan membeli kue rumahan.

Seru bertekad untuk jadi “perpustakaan berjalan” perihal bisnis yang ia rencanakan dan punya banyak kawan serta informasi tentang bisnis yang ia rencanakan tsb. Seru bukan saja memiliki impian namun ia sedang berjalan menuju impian tsb tiap hari. Setiap hari ia semakin dekat dengan impian tsb.

Entreprenship menurut Ciputra


Artikel Minggu 1 (C):
Entrepreneurship Menurut Ciputra
(Antonius Tanan)

Entrepreneurship atau kewirausahaan yang inovatif memiliki banyak definisi namun bila kita menelaah definisi-definisi yang terkemuka maka akan kita temukan sebuah “benang merah” yang menyatukan. Kita akan lihat dan simak bersama definisi-definisi yang paling terkemuka di dunia. Prof Donald Kuratko adalah salah seorang profesor paling terkemuka dalam bidang entrepreneurship di Amerika Serikat. Bersama dengan Prof Hodgetts mereka berdua mengatakan bahwa entrepreneurship adalah sebuah proses dinamis dalam pengembangan visi, penciptaan perubahan dan pembaruan. Jadi menurut kedua profesor tersebut para entrepreneur berpikir tentang visi (impian masa depan), bertindak melakukan perubahan atau pembaruan dan proses ini adalah proses yang dinamis artinya begerak dan berubah terus di sepanjang perjalanan waktu. Oleh karena itu berdasar pendapat kedua hali tsb maka entrepreneurship akan menuntut kita untuk berupaya mewujudkan hasrat (passion) kita menjadi ide-ide baru dan solusi-solusi yang kreatif. Peter Drucker (alm) seorang pakar bisnis terkemuka di dunia membuat sebuah definisi yang sangat ringkas ia mengatakan bahwa karakteristik utama seorang entrepreneur adalah inovasi.

Adalah Joseph Alois Schumpeter (8 February 1883 – 8 January 1950), seorang ekonom terkemuka pada jamannya yang tampaknya menjadi ahli pertama yang mengkaitkan seorang entrepreneur dengan inovasi. Ia mengatakan bahwa para entrepreneur adalah para inovator yang melakukan perubahan di dalam pasar. Perubahan ini memiliki 5 manifesto yaitu dalam hal:
1. Memperkenalkan produk baru atau produk yang telah diperbaharui.
2. Memperkenalkan metoda baru produksi.
3. Membuka sebuah pasar yang baru.
4. Melakukan eksploitasi terhadap sumber pasokan yang baru.
5. Pembaruan dalam proses bisnis dan manajemen di dalam organisasi.
Schumpeter memberikan sebuah pengertian yang lebih luas dengan menjabarkan dalam hal apa saja inovasi dapat dilakukan.

DR(HC).Ir.Ciputra mendefinisikan seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” atau sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi sangat berharga ketika ditangani oleh seorang entrepreneur. Secara lebih rinci definisi ini menyampaikan 3 pesan penting tentang seorang entreprenur yaitu:
• Seorang entrepreneur melakukan perubahan yang kreatif dan dramatis. Kotoran dan rongsokan tidak akan begitu saja menjadi emas. Didiamkan saja pasti tidak akan jadi emas. Ketika seseorang yang memiliki jiwa dan kecakapan entreprenrur menangani sesuatu maka ia berpikir tentang sesuatu tindakan perubahan dan pembaruan yang kreatif dan dramatis.
• Definisi diatas menggunakan kata emas sebagai produk akhir seorang entrepreneur, ini mengandung makna yang penting. Pertama emas adalah sesuatu yang sangat berharga. Kita menyebutnya sebagai logam mulia, ini bukan logam biasa tidak heran bila harganya mahal dan digunakan hanya untuk hal-hal yang dianggap mulia. Kedua, emas kerap jadi bahan untuk perhiasan yang dengan sengaja dipamerkan oleh penggunanya. Pengguna merasa bangga menggunakan bahan dari emas. Kesimpulannya produk dari seorang seorang sejati adalah produk yang berharga, banyak dicari dan pelanggannya bangga menggunakan produk tsb.
• Untuk mencipatakan sesuatu yang sangat berharga seperti emas, seorang entrepreneur berpikir dan berupaya untuk meningkatkan nilai berkali-kali lipat. Seorang entrepreneur tidak puas hanya sekedar membuat pelanggan senang. Ia berpikir keras bagaimana caranya agar pelanggan sangat senang. Ia ingin pelanggan merasa sangat beruntung bertransaksi dengannya.

Definisi dari Ciputra menegaskan bahwa entrepreneur bukan sekedar berinovasi tapi harus benar-benar menghasilkan sebuah produk dan layanan produk yang sangat bernilai di mata pelanggannya dengan melakukan ragam inovasi. Definisi ini membuat Ciputra lebih suka menggunakan kata entrepreneur dari pada kata pengusaha. Bapak Ciputra pernah mengatakan “Seorang pengusaha bisa saja lahir karena mendapatkan usaha warisan atau pemberian.... ini bukan yang saya maksud. Untuk saya seorang entrepreneur sanggup melakukan penciptaan usaha baru secara inovatif dan berani mengambil risiko..”. Bapak Ciputra juga mengatakan bahwa seseorang dengan jiwa dan kecakapan entrepreneurship tidak selalu harus berada dalam dunia bisnis. Bapak Ciputra menggunakan istilah GABS atau Government, Academician, Business & Social, jadi ada yang namanya government entrepreneur, academician entrepreneur, business entrepreneur dan social entrepreneur. Jadi seorang entrepreneur bisa saja memilih ragam profesi namun ia akan tetap menggunakan kecakapan “mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas” dalam pekerjaannya, apapun itu pekerjaannya.

Sebagai contoh bila seorang entrepreneur sejati masuk dalam dunia bisnis maka ia akan membuat usaha bisnis dari tidak ada jadi ada, dari kecil jadi lebih besar dan jadi besar. Ia akan menggunakan ilmu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” untuk melakukan perubahan dan pembaruan terus menerus.  Nah sekarang kalau seorang entrepreneur sejati menjadi
a) seorang bupati
b) seorang guru
c) seorang pekerja sosial yang melayani anak jalanan
maka apa saja yang mungkin terjadi bila ia menggunakan kecakapan “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” di tempat kerjanya? Silahkan menuliskan jawaban anda.

Bayangkan juga apa saja yang mungkin terjadi bila para entrepreneur sejati dengan ilmu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” menjadi pemilik dan pengelola usaha bisnis yang sedang anda lakukan?  Silahkan menuliskan jawaban anda.

Referensi
http://www.oecd.org/dataoecd/2/62/39651330.pdf

Kenapa Harus Memilih jenis usaha


Artikel Minggu 2 (A):

KENAPA HARUS MEMILIH JENIS USAHA

(Antonius Tanan)

Sitti Nurbaya adalah sebuah novel yang ditulis oleh Marah Rusli dan diterbitkan pertama kali tahun 1922, ini adalah sebuah novel Indonesia klasik yang menceritakan “kawin paksa” antara Sitti Nurbaya dengan Datuk Meringgih agar ayah Sitti Nurbaya dapat dibebaskan dari hutang. Pernikahan Sitti Nurbaya meniadakan 2 proses rasonal dalam membangun keluarga bahagia. Pertama adalah proses memilih pasangan, kedua adalah proses persiapan misalnya proses membangun relasi untuk saling mengenal dan setelah 2 proses tersebut dilewati dengan baik maka pesta pernikahan dapat digelar. Sitti Nurbaya tidak melalui 2 proses ini dan ia harus menikah dengan orang yang  bukan pilihannya, setelah itu kisah hidupnya jadi sebuah kisah petaka.

Proses memilih memiliki peran yang penting untuk mencapai hasil akhir terbaik. Di dalam proses memilih kita berpikir dan mengkaji terlebih dahulu sebelum mengatakan ya atau tidak. Bila proses berpikir dan mengkaji secara mendalam kita lompati maka apapun pilihan kita akan memiliki risiko yang besar. Demikian juga dengan penciptaan usaha, seharusnya ada proses yang harus dilalui, bukan sekedar langsung terjun “buka toko” tanpa perhitungan. Ingin membuka usaha maka ingatlah pada proses mencari pasangan hidup untuk berkeluarga, kita ingin memilih dan menjalani proses persiapan dengan matang. Dalam pembukaan usaha bisnis perlu ada proses mengevaluasi peluang dengan cermat sampai akhirnya pilihan ditetapkan setelah itu ada proses persiapan yaitu sebuah proses untuk lebih mengenal, memastikan pilihan dan membuat rencana ke depan. Setelah 2 proses sebelumnya dilalui dengan baik maka tibalah saat untuk buka toko atau usaha.

Untuk dapat memilih maka kita harus memiliki pilihan-pilihan, kalau memilih satu dari hanya satu pilihan maka itu bukan memilih. Bagaimana caranya supaya kita bisa punya banyak pilihan? Bagaimana caranya agar kita memiliki “mata” seperti para entrepreneur yaitu bisa “melihat” lebih banyak peluang yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang lain. Para entrepreneurs sukses punya lebih banyak pilihan karena mereka sanggup “melihat” lebih banyak pilihan. Para peneliti entrepreneurship yang bernama Alexander Ardichvilia, Richard Cardozob dan Sourav Rayc[1] mencoba menjawab pertanyaan penting ini. Kenapa para entrepreneur sukses itu lebih siaga, lebih awas atau lebih sensitif terhadap peluang sehingga mereka punya banyak pilihan. Ketiga peneliti ini pada tahun 2003 menggagaskan sebuah teori yang bernama ““A theory of entrepreneurial opportunity identification and development”, yaitu sebuah penjelasan tentang bagaimana caranya menjadi lebih siaga atau waspada terhadap peluang dan bagaimana setelah itu peluang dikembangkan jadi sebuah usaha bisnis.

Untuk pelatihan kali ini kita semua akan fokus tentang bagaimana caranya melatih diri lebih awas, siaga atau waspada terhadap peluang. Nah menurut para ahli diatas yaitu Ardichvilia, Cardozob dan Rayc ada 3 unsur utama dalam mengembangkan “kesiagaan” atau “kewaspadaan kita terhadap peluang bisnis. Unsur-unsur itu adalah:

1.    Perilaku: Untuk unsur perilaku ini ada 2 perilaku yang harus ada, atau artinya sangat penting untuk kita miliki bila ingin sanggup “melihat” lebih banyak peluang. Yang pertama adalah kreativitas dan yang kedua adalah optimisme atau antusiasme.

2.    Jejaring Sosial: Semakin luas jejaring sosial seseorang maka makin mudah untuk bersentuhan dengan info-info peluang bisnis. Oleh karena itu jangan biarkan jejaring sosial anda dari dulu sampai sekarang itu-itu saja, tidak pernah bertambah. Secara khusus Ardichvilia, Cardozob dan Rayc menunjukkan bahwa menambah kenalan (“weak ties”) akan membuat kita makin waspada atau siaga terhadap peluang. Namun jangan lupa saat kita berkenalan dan bercakap-cakap dengan kenalan baru kenakanlah pola pikir berburu peluang di kepala kita.

3.    Pengetahuan terdahulu (prior knowledge): Para peneliti entrepreneurship Ardichvilia, Cardozob dan Rayc mengatakan bahwa para entrepreneur sukses bisa “melihat” peluang yang tidak dilihat orang lain adalah karena mereka punya pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang tidak dimiliki oleh yang lain. Pertanyaan kita sekarang, pengetahuan-pengetahuan itu apa saja? Inilah daftar dari pengetahuan-pengetahuan yang harus kita miliki supaya “mata” kita lebih awas terhadap peluang dan punya lebih banyak pilihan.

            Pengetahuan tentang passion/hasrat kita. Bila anda memiliki sebuah passion tertentu yang ingin dikembangkan jadi bisnis maka anda harus memiliki begitu banyak pengetahuan tentang passion/hasrat tsb sedemikian rupa anda seakan “perpustakaan” berjalan tentang hasrat tsb.

           Pengetahuan tentang industri yang berkaitan dengan bisnis yang ingin anda lakukan. Anda memiliki pengetahuan tentang industri bila sangat tahu dan sangat paham tentang pasarnya, tentang masalah-masalah yang dialami para pelanggannya dan tentang bagaimana para pelanggan di pasar tsb mendapat pelayanan.

Menjadi waspada terhadap peluang


Minggu 2
BPU - Menjadi Waspada Terhadap Peluang

UC Onliner mari kita lihat diagram berikut ini, kalau Anda perhatikan di kanan bawah ada sebuah lingkaran yang bertuliskan penciptaan usaha, itulah semua yang kita kehendaki namun sebelum penciptaan usaha harus ada persepsi yang benar tentang dimana peluang supaya Anda jangan salah peluangnya. Sebelum Anda bisa menentukan itu adalah peluang, Anda harus menjadi orang yang waspada atau sensitif terhadap peluang sehingga Anda punya pilihan-pilihan mana peluang yang memiliki potensi yang besar, mana peluang yang tidak memiliki potensi, mana peluang yang potensinya sedikit.

Bagaimana caranya sekarang untuk jadi orang yang waspada atau sensitif terhadap peluang?

Ada tiga unsur utama, mari kita lihat unsur yang pertama kotak kiri atas yang berwarna biru.

Unsur yang Pertama adalah Perilaku.
Ada dua perilaku penting yang Anda harus miliki untuk menjadi seseorang yang awas dan sensitif terhadap peluang yaitu perilaku kreatif dan optimis. Orang yang kreatif adalah orang yang terbuka pikirannya, orang yang senang dengan gagasan-gagasan, orang yang senang dengan gagasan baru, orang yang senang dengan informasi baru, orang yang senang memproduksi gagasan, orang yang juga senang memproduksi gagasan yang beda tapi berguna. Kreatif itu adalah perilaku yang penting untuk sensitif terhadap peluang.
Yang kedua, Anda perlu menjadi orang yang optimis, orang yang antusias, orang yang bersemangat menjadi entrepreneur kreatifitas, semangat sangat penting. Nah, apabila Anda memilikinya Anda akan lebih sensitif atau lebih awas terhadap peluang, itu yang pertama.

Unsur Kedua adalah Jejaring Sosial.
Kotak yang kedua kotak yang berwarna ungu yaitu jejaring sosial. Semakin luas jejaring sosial semakin besar kemungkinan Anda bertemu atau terinspirasi dengan peluang-peluang. Jejaring sosial ada empat macam, yang pertama lingkaran dalam kita, orang-orang terdekat mungkin keluarga. Yang kedua mitra kita dan yang ketiga adalah tim kita. Tapi yang keempat itu weak tie atau kenalan- kenalan kita, yang penting adalah memperbesar kenalan-kenalan itu. Entrepreneur semakin banyak kenalannya dia akan semakin banyak terinspirasi. Dia akan semakin waspada, dia akan semakin sensitif dengan peluang-peluang. Oleh karena itu perluas terus jejaring

Anda dengan memperluas kenalan-kenalan Anda, itu yang kedua.
Yang Ketiga, yaitu Pengetahuan Awal atau *Prior Knowledge* Hal ini ada dua macam pengetahuan tentang passion1 kita dan pengetahuan tentang industri yang berkaitan dengan passion kita. Saya mulai dengan yang pertama yaitu passion, kalau kita sungguh- sungguh memiliki hasrat tertentu, passion tertentu dan ingin dientrepreneurkan passion kita maka kita harus bisa menjadi ”perpustakaan berjalan” tentang passion itu. Anda harus jadi orang paling banyak tahu tentang passion itu. Misalnya Anda memiliki passion tentang kuliner anggaplah kuliner Jawa Timur. Anda harus jadi orang yang paling tahu tentang apa saja kuliner Jawa Timur, ada dimana saja, siapa saja tokohnya, bagaimana sejarahnya. Jadilah Anda “buku yang tebal” penuh dengan informasi tentang passion Anda. Sekarang bagian yang kedua tentang pengetahuan awal atau Prior Knowledge yaitu tentang industri yang berkaitan tentang passion kita, bukan sekedar tahu banyak tentang passionnya tetapi juga harus tahu tentang industrinya.

Ada 3 macam informasi tentang industri.
Pertama tentang pasarnya, kita perlu tahu ini bisnis jadinya apa saja, dimana saja dijualnya, berapa besar bisnisnya, siapa yang terbesar, bagaimana yang terbesar ini bisa bertumbuh, pasarnya harus kita ketahui.
Kedua kita harus ketahui apa saja yang menjadi masalah pelanggan. Pelanggan2 akan selalu punya masalah dan setiap masalah untuk entrepreneur itu adalah peluang sehingga ketahui sebanyak mungkin tentang masalah pelanggan,
Dan yang ketiga, ketahui sebanyak mungkin bagaimana pelanggan-pelanggan itu dilayani, pengetahuan tentang berbagai macam layanan pelanggan itu sangat penting.
Saya menyimpulkan untuk menjadi seseorang yang sensitif atau waspada terhadap peluang ada tiga hal yang harus Anda miliki, pertama perilaku kreatif dan optimis, yang kedua jejaring yang luas, terutama kembangkan kenalan-kenalan anda jika perlu setiap hari tambah kenalan, yang ketiga miliki pengetahuan-pengetahuan yang berkenaan dengan passion Anda berkenaan dengan industri yang berkaitan dengan passion Anda. Kalau Anda punya tiga hal ini Anda menjadi seorang yang waspada terhadap peluang dan apa yang dikatakan pak Ci pada puisinya, tantangannya dapat Anda jawab.
Masih ingat 3 larik pertama dari puisinya pak Ci, “Ada yang melihat namun tidak berpikir”, nah sekarang apa sih yang kita pikirkan yaitu peluang-peluang yang berkaitan dengan passion kita, kalau kita melihat dunia dengan kacamata passion Anda maka Anda akan bisa melihat peluang-peluang yang tidak dilihat orang lain. Yang kedua, “Ada yang berpikir namun tidak mengerti”, bagaimana caranya untuk mengerti, untuk mengerti Anda harus tahu apa yang terjadi dimarket, apa yang terjadi di pelanggan, bagaimana pelanggan itu dilayani. Yang ketiga lariknya mengatakan, “Ada yang mengerti namun tidak berkesan”, bagaimana caranya supaya Anda memiliki kesan. Sesuatu itu berkesan kalau Anda mulai berpikir bagaimana caranya passion Anda menjadi bisnis, ketika Anda mulai membayangkan passion suatu kali menjadi dan itu terus ada di kepala Anda maka ketika Anda melihat peluang, peluang itu akan bersentuhan dengan pikiran-pikiran Anda dan itu akan menjadi berkesan.

Pentingnya Pemiliha Jenis Usaha


Minggu 2
BPU - Pentingnya Pemilihan Jenis Usaha

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang betapa pentingnya kita melakukan pemilihan usaha bisnis. Tidak sekedar satu bisnis kita dengar dari kawan langsung kita lakukan. Artinya kami mengajak Anda untuk memilih satu dari sekian yang Anda sudah evaluasi lebih dahulu.

Proses pemilihan adalah proses yang penting, barangkali kita pernah ingat sebuah novel yang mungkin pernah kita baca waktu SMP-SMA. Dalam kisah itu, Siti Nurbaya terpaksa menikah pada Datuk Maringgih. Pasti pernikahannya bukan pernikahan yang bahagia, pasti pernikahannya pernikahan yang jadi petaka untuk Siti Nurbaya. Karena apa? karena dia tidak memiliki kesempatan memilih. Saya ingin menyampaikan sebuah fakta statistik yang akan menggambarkan betapa pentingnya proses memilih dan mempersiapkan bisnis, artinya tidak langsung buka usaha. Sebelumnya harus ada proses memilih dan proses perencanaan.
Statistik ini1 memberikan sebuah fakta bahwa perusahaan- perusahaan yang didirikan pada tahun pertama 25% sudah hilang, jadi yang bisa melalui tahun pertama, bisa masuk tahun kedua dan tahun berikutnya itu 75%. Namun memasuki tahun yang kedua 36% hilang, memasuki tahun ketiga tinggal 44% artinya yang bisa lewat 3 tahun itu hanya 56%. Ini menunjukkan pada kita proses memilih bisnis apa yang tepat dan proses mempersiapkan itu sangat penting.

Sekarang apa penyebabnya? Sebuah statistik menemukan ada lima penyebab kegagalan.

Penyebab yang pertama 42% daripada kegagalan adalah no market need artinya tidak ada pelanggannya. Jadi waktu dia membuka usaha dia pikir ada pelanggannya ternyata tidak ada pelanggannya. Proses memilih usaha sebenarnya sebuah proses untuk memastikan adanya pelanggan. Pelanggan harus dipastikan terlebih dahulu sebelum usahanya dibuka. Siapa pelanggannya, berapa banyak, mau tidak mereka membeli dari kita dengan harga yang kita tawarkan, bagaimana cara berkomunikasi. Itu adalah sebuah contoh mengapa proses memilih sangat penting.
Penyebab berikutnya kehabisan uang kas, dan tidak ada tim yang tepat, ini menunjukkan kurangnya persiapan. Cash dan tim yang kita butuhkan bukankah harus kita persiapkan sebelumnya. Kembali hal ini menunjukkan setelah pemilihan maka persiapan itu penting.
Penyebab yang keempat dan kelima kenapa usaha baru gagal, yang keempat adalah kalah berkompetisi. Ini menunjukkan bahwa bagaimana cara berkompetisi harus dipikirkan sebelum usahanya dibuka, dipikirkan siapa kompetitor terbesar, apa strategi mereka, bagaimana menghadapinya harus dipikirkan sebelum usahanya dibuka.
Dan yang kelima adalah yang berkaitan dengan masalah penetapan harga. Kembali ini adalah informasi yang kita butuhkan sebelum usaha buka, bagaimana kita menetapkan harganya, harga yang bisa berkompetisi dan juga bisa perusahaan mendapatkan laba yang cukup.

Kesimpulannya memilih dan merencanakan sangat penting, UC Onliner. Saya ingin menyimpulkan apabila kita ingin merendahkan kemungkinan untuk gagal dan meningkatkan kemungkinan untuk berhasil maka persiapan menjadi kunci. Di dalam persiapan itu terdapat sebuah proses awal yaitu memilih usaha bisnis. Kita harus bisa memilih dimana ada peluang di sana dimana ada pelanggan yang siap untuk bertransaksi dengan kita dan kemudian setelah itu apa yang sudah Anda lihat sebagai peluang harus diungkapkan dalam perencanaan supaya kita memiliki persiapan-persiapan yang cukup menyangkut segala sumber yang kita butuhkan, tim yang kita butuhkan, termasuk uang yang kita butuhkan. Saya teringat apa yang dikatakan oleh Bell penemu daripada telepon, dia mengatakan

“Sebelum segala sesuatu, persiapan menjadi kunci.”

Puisi sang Entreprenur


Minggu 2
BPU - Puisi Sang Entrepreneur

Pak Ciputra seorang entrepreneur yang sudah berpengalaman lebih dari 50 tahun dan berhasil mendirikan usaha-usaha besar yang sebelumnya dimulai sebagai usaha yang mikro1 mencoba untuk menjelaskan siapa entrepreneur itu dan apa bedanya dalam sebuah puisi. Puisi adalah kumpulan dari pada kalimat-kalimat pendek yang penuh dengan makna, oleh dengan itu kita membacanya harus perlahan-lahan. Judul dari puisi ini “Sang Entrepreneur”, bunyinya seperti ini:
Ada yang melihat namun tidak berpikir
Ada yang berpikir namun tidak mengerti
Ada yang mengerti namun tidak berkesan
Ada yang berkesan namun tidak beraksi
Ada yang beraksi namun tidak berentrepreneur Ada yang berentrepreneur namun tidak berhasil

Itu keseluruhan dari isi puisi daripada Pak Ciputra. Saya ingin mengajak Anda semua untuk memikirkan tiga kalimat terdepan karena tiga kalimat yang di depan itu sebenarnya menjelaskan bagaimana menjadi seseorang yang awas, waspada, sensitif terhadap peluang.
Mari kita lihat tiga kalimat pertama itu, “ada yang melihat namun tidak berpikir” maksudnya bukan selama melihat itu tidak ada pikiran tetapi tidak berpikir tentang peluang, sangat sederhana kesimpulannya. Kalau kita tidak memikirkan peluang, maka kita tidak mendapatkannya. Untuk mendapatkan peluang pikirkan peluang dan lihat peluang dari kacamata peluang, itu pesan dari larik yang pertama.
Larik yang kedua mengatakan, “ada yang berpikir namun tidak mengerti”, untuk bisa paham bahwa itu peluang perlu ada pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki, pengetahuan tentang bisnis yang perlu kita lakukan, pengetahuan tentang pasar, pengetahuan tentang pelanggan, pengetahuan tentang masalah pelanggan, atau bagaimana pelanggan dilayani selama ini.
Larik yang ketiga bunyinya, ”ada yang mengerti namun tidak berkesan”. Apa artinya berkesan? berbekas kepada kita. Sesuatu itu berbekas kalau itu masuk di dalam interest2-nya kita, masuk di dalam minatnya kita, masuk di dalam passionnya kita. Apabila di dalam hati kita tidak ada keinginan yang khusus tentang entrepreneurship maka sukar sekali kita terkesan entrepreneurship, bukan? Sukar sekali kita terkesan tentang sebuah peluang.

Tiga bait pertama ini menantang kita semua untuk memahami apa entrepreneurship, untuk memahami apa itu peluang, untuk memikirkannya di dalam konteks passionnya kita maupun minatnya kita. Saya menyimpulkan untuk kita bisa menjadi entrepreneur dan hal pertama yang dilakukan entrepreneur adalah mengidentifikasi3 peluang maka kita perlu;
1. Melihat dengan berpikir, apa yang harus dipikirkan pertanyaan berikutnya kemudian,
2. Kita harus bisa berpikir dan mengerti untuk mengerti apa yang harus saya ketahui.
3. Yang ketiga, ada yang mengerti namun juga harus berkesan. Bagaimana caranya berkesan.
Untuk kita bisa memahami lebih jauh saya akan mengajak Anda kepada sebuah teori bagaimana mengidentifikasi peluang. Teori ini akan menjelaskan apa saja yang harus dipikirkan, apa saja yang harus diketahui dan apa saja yang harus dilakukan supaya kita memiliki kesan yang tepat tentang peluang. Saya menyimpulkan tiga larik dari puisi Sang Entrepreneur dari pak Ciputra, sesungguhnya menciptakan tiga pertanyaan baru pertanyaan yang pertama, “kalau saya ingin menjadi entrepreneur apa yang harus saya pikirkan ketika saya melihat”, yang kedua, “supaya saya bisa mengerti apa yang saya harus ketahui”, dan yang ketiga, “supaya apa yang saya ketahui dan mengerti itu menciptakan kesan apa yang harus saya miliki?”. Mari kita lihat apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dari sebuah teori tentang identifikasi peluang yang sangat terkenal.

Jwaban kuis

Dalam buku The Entrepreneural Mindset terdapat 5 ciri utama seorang entrepreneur.

# Yang pertama adalah orang yang mempunyai hasrat atau passion mencari peluang baru.

# Kedua adalah mengejar peluang dengan disiplin yang besar.

# Ketiga adalah memburu peluang terbaik.

#  Keempat adalah fokus pada eksekusi.

#Kelima adalah memberi semangat pada orang sekitar

~~~~~#####~~~~

Untuk menjadi seorang entrepreneur, kita harus mempunyai cara pandang seorang entrepreneur.

# Pertama kali yang dibutuhkan adalah pola pikir.

 Mengapa? Karena dengan pola pikir entrepreneur, kita dapat melangkah dan mengambil keputusan layaknya seorang entrepreneur.

Pola pikir sangatlah berpengaruh penting didalam kehidupan seorang entrepreneur yang dapat menentukan kegagalan atau keberhasilan dikemudian hari.

 Jadi jawaban yang benar adalah  B. Salam Entrepreneur.

~~~~~###~~~~~~~~

Menurut Pak Ciputra, bakat yang diperlukan untuk menjadi seorang entrepreneur
 ;  adalah keinginan, motivasi dan percaya diri.

3 Tantangan utama dalam membuka bisnis adalah:

1. Sukses membuka usaha
2. Sukses mengatasi persaingan
3. Sukses menumbuhkan usaha

Ruang-ruang kehidupan yang dimaksud oleh Pak Ciputra adalah

Government, Academician, Business, dan Social.

Hal ini menunjukkan bahwa semangat dan keterampilan entrepreneurship  dapat berkarya dalam berbagai ruang kehidupan.

~~~~##~~~~~~
Kegagalan terbesar dalam usaha terjadi karena tidak adanya pelanggan.

Kita mungkin mempunyai variatif produk yang banyak, kualitas yang bagus, toko yang besar dan nyaman, namun jika tidak ada pelanggan maka usaha kita tidak dapat berjalan.

 Oleh karena itu kita harus memastikan adanya pelanggan yang mau membeli barang yang kita jual terlebih dahulu sebelum memutuskan usaha apa yang akan kita buka.

~~##~~~~

Kriteria sebuah bisnis layak untuk dilakukan adalah adanya pelanggan yang mau dan mampu bertransaksi.

Pelanggan adalah kriteria penting, karena pelanggan lah yang menentukan sukses tidaknya bisnis yang kita lakukan. Tanpa pelanggan, tidak ada bisnis yang dapat berjalan.

Teman-teman, benar sekali untuk memperluas jejaring sosial, kita dapat memulai dengan berbicara basa-basi,

seperti selamat pagi atau halo apa kabar, berbicara tentang fakta ringan dan opini ringan.

 Cara-cara tersebut dapat memperluas jejaring Anda.

Passion adalah keinginan yang kuat yang ada didalam diri sendiri dan membuat kita sangat menyukai apa yang kita kerjakan.
Bahkan seringkali, kita merasa bahwa waktu yang kita punya terasa kurang dan belum puas melakukan kegiatan tersebut.



“Saya Ingin Jadi Entreprenur ”


Artikel Minggu 1:
“Saya Ingin Jadi Entrepreneur”
(Antonius Tanan)

“Saya ingin punya usaha sendiri”...itu sebuah kalimat yang kerap kita dengar diucapkan oleh banyak orang. Setiap kali kita bertemu dengan entrepreneur sukses maka hasrat kita untuk jadi seperti dia seakan terpancing dan mulai menyala-nyala. Memang sangat mudah mengucapkan “saya ingin jadi entrepreneur” namun pada kenyataannya tidak mudah melaksanakannya. Bukan berarti menjadi entrepreneur itu mustahil, namun perlu dedikasi, disiplin dan determinasi yang sangat besar untuk sukses jadi seorang entrepreneur.  Menjadi entrepreneur sama seperti menjadi seorang montir ahli atau jadi chef yang piawai atau jadi pemusik yang bisa mengajar orang lain, profesi-profesi itu membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan diri. Seorang montir ahli tidak begitu saja dapat jadi montir karena memiliki peralatan, seorang chef yang piawai tidak terjadi karena dia punya alat dapur tercanggih, seorang pembalap tidak bisa begitu saja “lahir” gara-gara punya motor balap. Demikian juga dengan menjadi seorang entrepreneur, kita tidak bisa meraih kesuksesan jadi seorang entrepreneur hanya karena punya modal untuk memulai usaha. Modal itu penting tapi tidak menggaransi keberhasilan jadi entrepreneur. Setiap profesi ada latihannya (formal, non formal ataupun informal), setiap sukses pasti ada perjuangannya.

Nah sekarang mungkin ada pertanyaan kenapa ya...ada orang yang bisa jadi entrepreneur sukses walau tidak pernah sekolah atau latihan jadi entrepreneur secara resmi? Orang-orang seperti itu dapat terjadi karena memang lahir di keluarga entrepreneur. Sejak mereka “brojol” dari rahim ibunya sudah terbiasa mendengar obrolan tentang entrepreneurship di rumahnya. Ketika sudah agak besar bermain dan tumbuh kembang diantara barang dagangan. Sudah makin besar bergaul dan berkawan dengan mereka yang sudah berpengalaman ber-entrepreneur dan ketika makin dewasa ia sudah terbiasa ikut bekerja atau berlatih kerja di tempat usaha keluarganya. Anak-anak seperti ini tumbuh kembang di sebuah “sekolah entrepreneur” yang buka 24 jam setiap hari, 7 hari selama satu minggu dan 365 hari dalam setahun yaitu rumahnya sendiri. Ayah, ibu dan orang-orang dewasa yang ia temui di rumahnya adalah para “guru” yang membesarkan dia jadi entrepreneur.

Selain kelompok orang diatas ada juga yang tidak lahir dari keluarga entrepreneur namun bisa jadi entrepreneur karena bergaul dan berkawan erat dengan para entrepreneur. Ayah dan ibu mereka bukan entrepreneur, mereka juga tidak pernah berlatih jadi entrepreneur secara resmi namun toh bisa jadi entrepreneur, bagaimana bisa? Jawabannya adalah pada lingkungan pergaulan di luar rumah yang mereka alami selama masa kecil, remaja dan dewasa. Orang seperti ini telah berhasil menjadikan lingkungan pergaulan luar rumahnya jadi sebuah “sekolah jadi entrepreneur”. Teman dan sahabat yang mereka miliki adalah “pelatih” dan “guru” entrepreneur untuk mereka.  Nah apa yang dapat kita pelajari? Paling tidak ada 3 hal yaitu:

1. Kalau anda tidak dilahirkan dari keluarga entrepreneur tidak perlu merasa miris jadi entrepreneur. Entrepreneurship dapat dipelajari untuk mereka yang sangat ingin, sangat termotivasi dan percaya diri, inilah yang dikatakan oleh pak Ciputra seorang pelopor pendidikan entrepreneurship di Indonesia.
2. Kalau anda sekarang belum banyak memiliki pergaulan dengan para entrepreneur maka mulai sekarang perluas pergaulan anda. Perluas jejaring pertemanan anda dengan mereka yang ber-entrepreneur. Jadikan mereka “guru” tempat anda belajar dan bertanya, jadikan pengalaman-pengalaman mereka mutiara-mutiara pembelajaran untuk masa depan kita.
3. Mari memulainya dengan menunjukkan dedikasi, disiplin dan determinasi dalam mengikuti kelas entrepreneurship ini. Ikuti setiap pelajaran dengan aktif dan antusias, kerjakan tugas dengan sepenuh hati dan mari saling berbagi dengan sesama rekan belajar dalam forum atau FB Group.

Bakat yang harus DImiliki oleh Seorang Entreprenur



BPU Minggu 1

Sekian tahun yang lalu, saya mendapatkan kesempatan menemani Pak Ciputra bertemu dengan seorang pejabat menteri. Kedatangan Pak Ciputra kepada pak menteri ini ingin mempromosikan betapa pentingnya entrepreneurship untuk menjadi program pemerintah. Sebelum Pak Ciputra menceritakan dan menjelaskan, pak menteri sudah bertanya sebuah pertanyaan yang cerdas menurut saya. Pertanyaannya adalah

“Apakah untuk menjadi seorang entrepreneur perlu bakat?”

Dan apa jawaban Pak Ciputra menurut saya, beliau menjawab dengan cerdas juga Pak Ciputra mengatakan

“Untuk menjadi entrepreneur perlu ada bakat.”
Namun pertanyaan berikutnya, “Apa itu bakat entrepreneur?”

Pak Ciputra kemudian menjelaskan bakat entrepreneur ada tiga. Yang pertama sangat ingin menjadi entrepreneur.
Yang kedua sangat termotivasi jadi entrepreneur, dan
Yang ketiga percaya diri jadi entrepreneur.

Ketiga hal itu “sangat ingin”, ”sangat termotivasi” dan “percaya diri”, perlu ada bersama-sama sebagai langkah pertama untuk menjadi seorang entrepreneur. Bila kita tidak memiliki ketiga hal itu maka sulit untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses karena perjalanan seorang entrepreneur menuju keberhasilan itu penuh dengan tikungan, ada jurang-jurang, ada hal-hal sulit yang harus dihadapi, ada perjuangan yang berat. Untuk bisa menghadapi itu semua maka keinginan yang besar, motivasi yang besar, dan kepercayaan diri sangat dibutuhkan.

Kemudian Pak Ciputra memberikan penjelasan lebih lanjut dalam sebuah pertemuan yang lain. Apa itu sangat ingin, beliau mengatakan,
“Kalau ingin menjadi seorang entrepreneur inginnya harus tiga kali tidak bisa satu kali”.

Apa artinya memiliki ingin tiga kali?

Saya akan memberikan sebuah ilustrasi, anda suatu kali ingin nonton namun pada saat hendak berangkat hujan, kalau inginnya satu kali tidak akan jadi berangkat, namun kalau inginnya dua kali Anda akan berangkat cari payung cari kendaraan umum atau nebeng ke teman. Sekarang anggaplah sudah memiliki ingin yang dua kali, ketika tiba di bioskop ternyata karcisnya habis, kalau inginnya hanya dua kali maka akan pulang namun seseorang dengan ingin tiga kali dia akan melakukan berbagai upaya supaya bisa nonton pada malam hari itu, mungkin dia menunggu untuk tayangan berikutnya, kedua mungkin dia mencoba negosiasi dengan seorang anak muda yang sudah punya karcis, “Dek, adek lebih muda dari saya, adek bisa nonton lebih malam bagaimana kalau karcisnya saya beli dulu untuk sekarang”.

Orang yang punya ingin tiga kali, selalu ada cara tentang bagaimana dia bisa melalui kesulitan untuk mencapai cita-citanya. Saya ingin menyimpulkan Anda bercita-cita jadi entrepreneur maka ingat bakat entrepreneur yang dibutuhkan: sangat ingin, sangat termotivasi dan percaya diri itu pilihan, itu bukan sesuatu yang harus ada sejak Anda lahir tapi itu pilihan. Kita bisa memilih sangat ingin, sangat termotivasi, dan percaya diri mari kita membangun bakat entrepreneur itu di dalam diri kita untuk sanggup menjadi entrepreneur yang sukses dan bisa menghadapi berbagai kesulitan.

Salam Entrepreneur, UC Onliner.