Selasa, 16 Agustus 2016

Entreprenship menurut Ciputra


Artikel Minggu 1 (C):
Entrepreneurship Menurut Ciputra
(Antonius Tanan)

Entrepreneurship atau kewirausahaan yang inovatif memiliki banyak definisi namun bila kita menelaah definisi-definisi yang terkemuka maka akan kita temukan sebuah “benang merah” yang menyatukan. Kita akan lihat dan simak bersama definisi-definisi yang paling terkemuka di dunia. Prof Donald Kuratko adalah salah seorang profesor paling terkemuka dalam bidang entrepreneurship di Amerika Serikat. Bersama dengan Prof Hodgetts mereka berdua mengatakan bahwa entrepreneurship adalah sebuah proses dinamis dalam pengembangan visi, penciptaan perubahan dan pembaruan. Jadi menurut kedua profesor tersebut para entrepreneur berpikir tentang visi (impian masa depan), bertindak melakukan perubahan atau pembaruan dan proses ini adalah proses yang dinamis artinya begerak dan berubah terus di sepanjang perjalanan waktu. Oleh karena itu berdasar pendapat kedua hali tsb maka entrepreneurship akan menuntut kita untuk berupaya mewujudkan hasrat (passion) kita menjadi ide-ide baru dan solusi-solusi yang kreatif. Peter Drucker (alm) seorang pakar bisnis terkemuka di dunia membuat sebuah definisi yang sangat ringkas ia mengatakan bahwa karakteristik utama seorang entrepreneur adalah inovasi.

Adalah Joseph Alois Schumpeter (8 February 1883 – 8 January 1950), seorang ekonom terkemuka pada jamannya yang tampaknya menjadi ahli pertama yang mengkaitkan seorang entrepreneur dengan inovasi. Ia mengatakan bahwa para entrepreneur adalah para inovator yang melakukan perubahan di dalam pasar. Perubahan ini memiliki 5 manifesto yaitu dalam hal:
1. Memperkenalkan produk baru atau produk yang telah diperbaharui.
2. Memperkenalkan metoda baru produksi.
3. Membuka sebuah pasar yang baru.
4. Melakukan eksploitasi terhadap sumber pasokan yang baru.
5. Pembaruan dalam proses bisnis dan manajemen di dalam organisasi.
Schumpeter memberikan sebuah pengertian yang lebih luas dengan menjabarkan dalam hal apa saja inovasi dapat dilakukan.

DR(HC).Ir.Ciputra mendefinisikan seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” atau sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi sangat berharga ketika ditangani oleh seorang entrepreneur. Secara lebih rinci definisi ini menyampaikan 3 pesan penting tentang seorang entreprenur yaitu:
• Seorang entrepreneur melakukan perubahan yang kreatif dan dramatis. Kotoran dan rongsokan tidak akan begitu saja menjadi emas. Didiamkan saja pasti tidak akan jadi emas. Ketika seseorang yang memiliki jiwa dan kecakapan entreprenrur menangani sesuatu maka ia berpikir tentang sesuatu tindakan perubahan dan pembaruan yang kreatif dan dramatis.
• Definisi diatas menggunakan kata emas sebagai produk akhir seorang entrepreneur, ini mengandung makna yang penting. Pertama emas adalah sesuatu yang sangat berharga. Kita menyebutnya sebagai logam mulia, ini bukan logam biasa tidak heran bila harganya mahal dan digunakan hanya untuk hal-hal yang dianggap mulia. Kedua, emas kerap jadi bahan untuk perhiasan yang dengan sengaja dipamerkan oleh penggunanya. Pengguna merasa bangga menggunakan bahan dari emas. Kesimpulannya produk dari seorang seorang sejati adalah produk yang berharga, banyak dicari dan pelanggannya bangga menggunakan produk tsb.
• Untuk mencipatakan sesuatu yang sangat berharga seperti emas, seorang entrepreneur berpikir dan berupaya untuk meningkatkan nilai berkali-kali lipat. Seorang entrepreneur tidak puas hanya sekedar membuat pelanggan senang. Ia berpikir keras bagaimana caranya agar pelanggan sangat senang. Ia ingin pelanggan merasa sangat beruntung bertransaksi dengannya.

Definisi dari Ciputra menegaskan bahwa entrepreneur bukan sekedar berinovasi tapi harus benar-benar menghasilkan sebuah produk dan layanan produk yang sangat bernilai di mata pelanggannya dengan melakukan ragam inovasi. Definisi ini membuat Ciputra lebih suka menggunakan kata entrepreneur dari pada kata pengusaha. Bapak Ciputra pernah mengatakan “Seorang pengusaha bisa saja lahir karena mendapatkan usaha warisan atau pemberian.... ini bukan yang saya maksud. Untuk saya seorang entrepreneur sanggup melakukan penciptaan usaha baru secara inovatif dan berani mengambil risiko..”. Bapak Ciputra juga mengatakan bahwa seseorang dengan jiwa dan kecakapan entrepreneurship tidak selalu harus berada dalam dunia bisnis. Bapak Ciputra menggunakan istilah GABS atau Government, Academician, Business & Social, jadi ada yang namanya government entrepreneur, academician entrepreneur, business entrepreneur dan social entrepreneur. Jadi seorang entrepreneur bisa saja memilih ragam profesi namun ia akan tetap menggunakan kecakapan “mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas” dalam pekerjaannya, apapun itu pekerjaannya.

Sebagai contoh bila seorang entrepreneur sejati masuk dalam dunia bisnis maka ia akan membuat usaha bisnis dari tidak ada jadi ada, dari kecil jadi lebih besar dan jadi besar. Ia akan menggunakan ilmu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” untuk melakukan perubahan dan pembaruan terus menerus.  Nah sekarang kalau seorang entrepreneur sejati menjadi
a) seorang bupati
b) seorang guru
c) seorang pekerja sosial yang melayani anak jalanan
maka apa saja yang mungkin terjadi bila ia menggunakan kecakapan “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” di tempat kerjanya? Silahkan menuliskan jawaban anda.

Bayangkan juga apa saja yang mungkin terjadi bila para entrepreneur sejati dengan ilmu “mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas” menjadi pemilik dan pengelola usaha bisnis yang sedang anda lakukan?  Silahkan menuliskan jawaban anda.

Referensi
http://www.oecd.org/dataoecd/2/62/39651330.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar